Jumat, 20 Oktober 2017

Perbandingan Pendidikan Indonesia Dan Norwegia

     Sistem Pendidikan di Norwegia
Kebijakan pendidikan Norwegia berakar pada prinsip kesamaan hak terhadap pendidikan bagi semua anggota masyarakat, tanpa memperhitungkan latar belakang sosial dan budaya atau tempat tinggal. Peranan sekolah adalah menyampaikan pengetahuan dan budaya, serta memajukan mobilitas sosial dan memberikan dasar penciptaan kesejahteraan bagi semua pihak.
Kegiatan mengajar di sekolah Norwegia diadaptasikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing siswa. Pendidikan khusus tersedia bagi penyandang catat tubuh atau mereka yang membutuhkan perhatian khusus, yang jika tidak dipenuhi maka tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan mengajar sekolah umum. Sebagai akibat dari meningkatnya imigrasi, maka jumlah siswa yang memiliki bahasa minoritas juga bertambah. Kebijakan pendidikan Norwegia mengatur perhatian bagi kebutuhan khusus akan siswa dengan latar belakang bahasa minoritas, sehingga mereka dapat menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas dengan baik dan melanjutkan ke perguruan tinggi serta kemudian bekerja.
Storting (majelis nasional Norwegia) dan Pemerintah bertanggung jawab menentukan tujuan dan menetapkan kerangka kerja anggaran untuk sektor pendidikan. Menteri Pendidikan dan Penelitian merupakan agen administratif yang bertanggung jawab terhadap hal-hal pendidikan, dan menerapkan kebijakan pendidikan nasional. Norwegia memiliki sistem sekolah yang seragam dan berdasarkan pada standar umum. Kurikulum nasional telah diperkenalkan untuk memastikan bahwa standar pendidikan pemerintah dipenuhi.
      Pendidikan wajib di Norwegia adalah 10 tahun, terdiri dari primary, lower secondary, dan upper secondary. Pendidikan dasar dan Menengah semenjak berusia 6 tahun. Materi yang diajarkan umumnya meliputi pengetahuan umum, budaya dan etika. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan menengah atas yang ditempuh selama 3 tahun dengan materi berimbang antara pengetahuan teoretis dan praktis. Pejabat pendidikan di tingkat daerah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sekolah yang layak dapat diakses oleh anak, kaum muda, dan dewasa di semua kotamadya dan daerah. Kotamadya bertanggunga jawab menjalankan primary dan lower secondary, sementara upper secondary dikelola oleh tingkat daerah.
Pendidikan umum di Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkatupper secondary. Biaya pendidikan tinggi di semua institusi Negara umumnya tidak mahal. Bantuan Pinjaman Pendidikan Negara didirikan pada tahun 1947, dan memberikan pinjaman pada siswa dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang mengikuti program pendidikan tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia yang ingin melanjutkan sebagian kegiatan belajarnya di luar negeri.
      Sekolah swasta memberikan sistem tambahan dari sistem sekolah umum. Direktorat Pendidikan mengawasi sekolah menengah dan lanjutan sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Program akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Sistem pendidikan di Norwegia terdiri dari:
    a.    Pendidikan dasar dan menengah pertama (wajib belajar), 6 tahun sampai 16 tahun, total 10 tahun
     b.    Pendidikan menengah atas (pendidikan umum dan pelatihan kejuruan), 16 tahun 19 tahun, total 3 tahun
     c.    Pendidikan tinggi (universitas dan perguruan tinggi)
      Berikut ini gambaran dari sistem pendidikan di Norwegia, langsung dari pendidikan dasar dan menengah ke pendidikan tinggi.
    a.        Pendidikan primer dan sekunder (primary dan lower secondary)
            Pendidikan dasar dan menengah wajib di Norwegia membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk selesai, dan dibagi menjadi sekolah dasar (kelas 1-7, usia 6-13) dan sekolah menengah pertama (kelas 8-10, usia 13-16). Siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama berhak mendapat pendidikan tiga tahun dan pelatihan di tingkat menengah atas.
     b.        Pendidikan menengah atas (upper secondary)
            Dalam pendidikan menengah atas warga memiliki pilihan antara mengejar pendidikan kejuruan dan pelatihan (yrkesfaglig opplæring) dan program untuk studi umum (studieforberedende opplæring).
     a)        Pendidikan kejuruan dan pelatihan mengarah ke kejuruan perdagangan atau profesi dan menganugerahkan kualifikasi kejuruan (yrkeskompetanse).
   b)   Program untuk studi umum memberikan kesempatan siswa untuk masuk kualifikasi pendidikan tinggi dan dengan demikian kesempatan untuk melanjutkan belajar di sebuah perguruan tinggi universitas atau universitas.
Seseorang dapat masuk kualifikasi pendidikan tinggi setelah setidaknya 13 tahun pendidikan sekolah dasar, menengah dan atas di Norwegia.
     c.        Folk high school
            Folk high school sangat terkenal di Norwegia, terutama sebagai tahun transisi bagi mereka yang ingin libur antara masa pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah atas, atau bagi mereka yang ingin beristirahat sejenak untuk mempertimbangkan pendidikan selanjutnya dan kesempatan kerja.
            Sekitar 6.000 siswa mengenyam pendidikan di folk high school tiap tahunnya, rata-rata berusia antara 18 dan 25 tahun, dan telah menyelesaikan pendidikan menengah atas. Beberapa folk high school juga menawarkan kursus singkat bagi para senior dan empat diantaranya menawarkan program bagi penyandang cacat. Sekitar 10 persen siswa yang mengikuti pendidikan folk high school merupakan siswa internasional.
            Folk high school menyediakan rumah tinggal yang merupakan bagian penting dari keseluruhan program pendidikan. Program pengajaran melihat siswa dari perspektif holistik, dan dirancang untuk mendorong mereka mengembangkan diri, kehidupan sosial dan akademis mereka. Semua sekolah berukuran kecil, dengan jumlah siswa yang mendaftar antara 60 sampai 100 siswa.
            Folk high school tidak memberikan gelar atau menyelenggarakan ujian resmi. Siswa yang menyelesaikan pendidikan folk high school menerima diploma, tapi sekolah tidak memberikan kualifikasi formal seperti sistem pendidikan umum. Mata pelajaran yang ditawarkan termasuk musik, drama, kehidupan luar, media masa, pendidikan komputer, kerajinan, solidaritas internasional, olah raga dan masih banyak lagi, dan semua siswa diharuskan untuk menghadiri kelas tambahan. Lebih lanjut, setiap sekolah memiliki sejumlah kelas yang wajib dihadiri. 
            Rata-rata folk high school dimiliki dan dijalankan oleh organisasi swasta dan yayasan, namun 10 diantaranya dimiliki oleh otoritas daerah dan kotapraja. Siswa tidak membayar biaya sekolah, namun diharuskan untuk membiayai kehidupan mereka sendiri dan membayar untuk kegiatan darmawisata, kegiatan siswa dan materi studi. Pinjaman siswa dan beasiswa diberikan melalui Dana Pinjaman Pendidikan Negara Norwegia.
       d.      Pendidikan kejuruan
            Sekolah pendidikan kejuruan dan pelatihan (fagskoleutdanning) adalah kursus singkat di tingkat tersier yang menyediakan alternatif kejuruan untuk pendidikan tinggi. Semacam ini tentu saja dapat memberikan kualifikasi untuk bekerja di pekerjaan yang berbeda, dari administrasi untuk pengobatan alternatif, mata pelajaran teknis dan administrasi kesehatan, dan sebagainya.
       e.     Universitas dan perguruan tinggi
            Sektor pendidikan tinggi terdiri dari program pendidikan di universitas dan akademi. Ada total tujuh universitas, sembilan lembaga universitas khusus dan 36 perguruan tinggi universitas yang terakreditasi di Norwegia.
Lembaga yang menawarkan pendidikan tinggi dapat dibagi menjadi dua sektor:
a)    Sektor universitas meliputi enam universitas
b)    Sektor universitas perguruan tinggi mencakup 26 regional tersebar perguruan tinggi negeri - salah satunya adalah Vestfold University College.
            Universitas dan perguruan tinggi sebagian besar adalah milik negara dan dijalankan oleh negara. Biaya mengikuti program ini umumnya tergantung pada penyelesaian tiga tahun pendidikan upper secondary. Sebagai peraturan, biaya pendidikan dibebaskan untuk program pendidikan profesional tertentu, program pendidikan khusus dan di beberapa institusi swasta.
            Disamping kegiatan belajar mengajar, semua institusi pendidikan tinggi, dan terutama universitas memiliki tanggung jawab khusus untuk melakukan penelitian dan memberikan pelatihan penelitian, terutama untuk tingkat sarjana dan gelar doktor.
            Tiap institusi memiliki otonomi akademis dan administratif. Seleksi masuk institusi ini didasarkan atas nilai yang diperoleh dari pendidikan menengah atas. Sistem pendidikan di tahap ini terdiri dari pengajaran dan riset. Pendidikan ini umumnya ditempuh selama 4-7 tahun.

1.    Gelar sarjana, master, dan doktor

            Sejak 2003, Norwegia mengikuti perjanjian Bologna untuk sistem pendidikan tinggi di Eropa. Pusat reformasi ini mengikuti sistem 3+2+3 yang terdiri dari 3 tahun pendidikan sarjana (bachelor) , 2 tahun master dan 3 tahun phd.
            Saat ini secara khusus pemerintah Norwegia mendorong pelajar untuk mengambil pendidikan di bidang matematika, sains dan teknologi.
            Universitas di Norwegia adalah Universitas Oslo (tertua dan terbesar), Universitas Bergen, Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Norwegia (NTNU) di Trondheim, Universitas Tromsø, Universitas Stavanger dan Universitas Pertanian Norwegia di As.
            University college dengan jurusan spesialis adalah: Sekolah Ekonomi dan Bisnis Administrasi Norwegia di Bergen, Akademi Musik Norwegia, Sekolah Ilmu Olah Raga Norwegia, Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Norwegia, Sekolah Ilmu Teologi Norwegia (MF), dan Sekolah Arsitektur dan Disain, yang kesemuanya terletak di Oslo. Lebih lanjut, ada dua akademi seni yang terletak di Oslo dan Bergen.
            University college merupakan pelebaran upaya desentralisasi dengan tujuan untuk meningkatkan akses ke perguruan tinggi. Sebanyak 25 university college  menawarkan berbagai program kejuruan yang tidak ditawarkan universitas. Lama belajar umumnya dua hingga empat tahun. Banyak university college juga menawarkan program sarjana tingkat Master dan phd. Merupakan hal umum bagi siswa untuk menggabungkan kursus dari universitas dan university college.
Norwegia merupakan negara dengan kepadatan penduduk terendah di Eropa. Jika dilihat lebih jauh Norwegia memiliki sistem pendidikan yang sangat nyaman dan efektif. Pendidikan wajib di Norway adalah 10 tahun, terdiri dari primary, lower secondary danupper secondary. Pejabat pendidikan di tingkat daerah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sekolah yang layak dapat diakses oleh anak, kaum muda dan dewasa di semua kotamadya dan daerah. Kotamadya bertanggunga jawab menjalankan primary dan lower secondary, sementara upper secondary dikelola oleh tingkat daerah. Pendidikan umum di Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkat upper secondary. Biaya pendidikan tinggi di semua institusi negara umumnya tidak mahal. Bantuan pinjaman pendidikan negara didirikan pada tahun 1947 dan memberikan pinjaman pada siswa dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang mengikuti program pendidikan tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia yang ingin melanjutkan sebagian kegiatan belajarnya di luar negeri.
Sekolah swasta memberikan sistem tambahan dari sistem sekolah umum. Direktorat Pendidikan mengawasi sekolah menengah dan lanjutan sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Program akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Pada tahun pertama sekolah dasar anak-anak dikenalkan pada permainan-permainan yang berbentuk pendidikan, sosial dan belajar berhitung. Sementara tingkat kedua sampai ketujuh (umur 3-13 tahun) anak-anak sudah dibiasakan dengan matematik, sejarah, bahasa lokal dan inggris serta olahraga. Tidak ada nilai resmi yang diberikan pada tahap ini melainkan komentar/saran yang dituliskan dan siswa melakukan tes untuk dibawa pulang kerumah dan diperlihatkan ke orang tua. Anak-anak juga diberikan tes awal untuk melihat kemampuan dasar mereka sehingga anak-anak yang dibawah rata-rata mendapat perhatian khusus dari guru.

Bologna Sistem

Sistem pendidikan di Norwegia diatur oleh deklarasi Bologna, dan Norwegia merupakan salah satu negara terkemuka untuk mengikuti peraturan tersebut. Proses Bologna dimulai pada tahun 1999 ketika Menteri Pendidikan dari 29 negara Eropa menandatangani deklarasi Bologna di Bologna, Italia. Tujuan dari proses ini adalah untuk membuat standar pendidikan untuk gelar akademik dan jaminan kualitas. Hal ini memungkinkan untuk mudah transfer antar sekolah di negara-negara Eropa yang berbeda dan meningkatkan kualitas keseluruhan dari pendidikan tinggi Eropa. Sistem studi juga menggabungkan aspek dari sistem universitas Amerika, menyederhanakan perbandingan. kredit universitas diukur oleh European Credit Transfer System (ECTS).

Biaya Pendidikan di Norwegia

Sebagian besar lembaga pendidikan di Norwegia yang dikelola negara, dan didanai oleh pemerintah. Oleh karena itu, pendidikan tinggi di Norwegia, pada umumnya, adalah bebas biaya bagi mahasiswa dari negara-negara Uni Eropa.
Namun, mahasiswa non-Uni Eropa akan diminta untuk membayar biaya. Beberapa program pendidikan tertentu mungkin memerlukan biaya untuk pendaftaran dari siswa Uni Eropa juga. Pendidikan di Norwegia adalah kesempatan yang luar biasa untuk belajar di negara tidak hanya universitas berkualitas tinggi dan lembaga-lembaga pembelajaran lainnya, tetapi juga keindahan alam yang luar biasa. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang belajar di luar negeri di Norwegia, memeriksa informatif kami
Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia masih sangat terpuruk jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Banyak sekolah-sekolah dipelosok desa yang belum memiliki fasilitas yang memadai seperti lab bahasa, kimia atau fisika sebagai penunjang pembelajaran. Hanya beberapa sekolah di perkotaan yang memiliki fasilitas memadai itupun sekolah-sekolah unggul yang sering diprioritaskan karena bertempat di dalam kota dan banyak anak-anak pejabat yang bersekolah disana.
Sebagai salah satu negara berkembang. Indonesia seharusnya bisa lebih maju dibidang pendidikan. Jika melihat sistem pendidikan Norwegia maka sangat mungkin untuk Indonesia menerapkan sistem yang sama, yaitu pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pendidikan, sehingga pendidikan dapat di akses oleh anak-anak, pemuda dan dewasa secara layak. Tentu melakukan hal yang sama tidak semudah membalikkan telapak tangan dan berharap hasil dalam waktu singkat. Jika pihak daerah dimulai dari gubernur, pemerintah daerah, dinas pendidikan dapat bekerjasama maka tidak mustahil setiap daerah di Indonesia akan memiliki akses pendidikan berkelas Norwegia. Hasil alam Indonesia sangat memungkinkan untuk dialokasikan ke bidang pendidikan lebih besar. Sekolah-sekolah unggul di Indonesia yang semakin hari semakin menjamur akan menjadi pemandu bagi sekolah-sekolah yang lain.
Dalam undang - undang Sisdiknas tahun 2003 disebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, jenjang pendidikan di Indonesia ada 3 yaitu :
1. Pendidikan dasar
2. Pendidikan menengah
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional tahun 2003. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Adapun jenjang pendidikan tersebut antara lain:
     a.    Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada PAUD ini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal dan/atau inforamal. Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
      b.    Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan MAdrasah Ibtidayah (MI) atau bentuk yang sederajat serta Sekolah MEnengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat untuk mengikuti SMP/MTs.
     c.    Pendidikan Menengah
Pendidikan menegah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
     d.    Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Berbeda dengan sekolah menengah, perguruan tinggi menerapkan sistem kredit semester (SKS). Di perguruan tinggi, seorang mahasiswa jika dapat menghabiskan jumlah kredit mata kuliah yang ditargetkan dn dapat menempuhnya dalam waktu tertentu sesuai dengan rencana yang diprogramkan, mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan pendidikan tinggi Strata 1 (S1) dalam waktu 4 tahun. Namun bila tidak sanggup karena banyak mengulang mata kuliah yang rendah nilainya atau karena cuti, waktu yang ditempuh untuk diwisuda sebagai seorang sarjana bisa lebih dari 4 tahun. Kalau ia berhasil wisuda dan berniat melanjutkan studi lanjut, masih ada dua tahap dalam pendidikan tinggi yang dapat ditempuhnya, yaitu jenjang S2 atau Magister yang normalnya ditempuh selama 2 tahun, dan jenjang Ssedangkan S3 atau doctor yang efektifnya ditempuh selama 2 tahun, sedangkan sisanya untuk penelitian. Apabila seluruh tahap pendidikan tinggi ini ditempuh, diberi gelar doctor untuk bidang yang dipilihnya.
Menciptakan sumberdaya manusia yang handal harus dimulai dari pendidikan yang baik. Fasilitas sekolah perlu dilengkapi. Jangan hanya pemerataan kurikulum dan ujian yang terus menerus ditingkatkan. Sekolah unggul di tengah kota layak mendapat nilai tinggi dengan fasilitas lebih mendukung dan tenaga pengajar yang lebih professional dibandingkan sekolah di pelosok pedesaan yang seakan hilang ditelan alam. Pemerintah daerah perlu turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi sekolah, jangan sebatas menerima laporan dari bawahan yang kadang berhenti ditengah lapangan karena lumpur yang menghadang sehingga gambaran keadaan sekolah hanya berakhir pada asumsi.
Kesetaraan pendidikan sangatlah perlu untuk diterapkan, ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan hak yang sama bagi semua orang untuk mengenyam pendidikan tetapi juga memberikan akses kepada mereka yang mempunyai bakat dan minat sehingga dapat tersalurkan dengan benar.Negara-negara maju memberikan akses biaya pendidikan gratis bagi mereka yang dianggap mampu sehingga kelak mereka akan bekerja di pemerintahan. Berbanding terbalik dengan keadaan kita sekarang yang menempatkan orang beruang diatas segalanya sehingga kualitas kerja hanya sebagai simbol semata..
Biaya Pendidikan di Indonesia
Hingga saat ini Indonesia hanya berani menyumbangkan sekitar 20% untuk dana APBN. Jumlah yang sangat sedikit jika harus dibagikan untuk semua sekolah dari berbagai tingkat yang ada di Indonesia. Sarana seperti buku jarang sekali di subsidi oleh pemerintah, selain itu biaya sekolah seperti SPP dan uang gedung kerap sekali memberatkan, terutama pada jenjang perguruan tinggi biayanya jauh lebih mahal, sehingga hanya sebagian kecil yang beruntung mengenyam kursi perguruan tinggi. Oleh karena itu, hendanya ada upaya untuk meningkatkan subsisdi untuk pendidikan karena pendidikan merupakan tonggak dari masa depan bangsa

Perbedaan Pendidikan Norwegia dan Indonesia

Norwegia
Indonesia
Semua pendidikan dasar di Norwegia pada dasarnya gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun. Tidak ada biaya SPP, bangunan, LKS, outbound, dan sebagainya.
Di Indonesia pendidikan di sekolah dasar dipungut biaya SPP, bangunan, LKS, outbound, dan sebagainya.
Usia masuk SD di Norwegia adalah 6 tahun (berlaku untuk anak yang lahir di bulan Januari - Desember di tahun ajaran baru). Jenjang SD adalah sampai kelas 7. Jadi anak lulus SD pada umur 13 tahun
Usia masuk SD di Indonesia 7 tahun, jenjang SD adalah sampai kelas 6. Jadi anak lulus SD umur 12 tahun
Di Norwegia 98% sekolah publik milik pemerintah (sisanya swasta lokal atau sekolah internasional). Ketika anak akan memasuki usia SD, pemerintah daerah otomatis mendaftarkan calon murid ke sekolah terdekat dengan tempat tinggalnya. Jadi bukan orangtua yang pusing berburu sekolah bagus, karena semua sekolah bagus dan standarnya sama
Di Indonesia jumlah sekolah milik pemerintah maupun swasta dan atau yayasan memiliki jumlah sama banyak, ketika anak akan memasuki usia SD, orangtua yang pusing berburu sekolah bagus, karena sekolah di Indonesia sebagian besar masih menggolongkan sekolah favorit maupun tidak.
Tidak ada tes masuk SD. Semua anak dianggap sama kemampuan awalnya. Sama-sama Tidak bisa membaca dan berhitung (meski kenyataanya terdapat anak-anak yang sudah bisa membaca dan berhitung sejak TK. Tapi biasanya ini diajarkan di rumah. TK di Norwegia sama sekali tidak mengajarkan calistung). Tugas gurulah mengenalkan anak pada huruf, angka, bahkan bagaimana cara memegang pensil yang betul
Di Indonesia sebagian besar saat anak masuk SD tidak diterapkan adanya tes , namun ada beberapa sekolah yang menerapkan tes masuk SD dengan kemampuan atau nilai tertentu, sekolah yang menerapkan tes ini biasanya sekolah favorit atau sekolah yang berstandar internasional.
Meski ada ulangan atau ujian, SD di Norwegia tidak mengenal sistem nilai dan peringkat. Kemampuan siswa dinilai dari prosentase (poin) dari keseluruhan soal. Tidak ada juara kelas. Tidak ada buku rapor. Setahun sekali (menjelang libur musim panas), diadakan ujian serentak nasional. Namanya Ujian Pemetaan (Kartleggingsprøver). Uniknya tidak ada jadwal yang seragam, hanya ada rentang waktu pelaksanaan ujian (misal: antara minggu ke-17 sampai 19). Tiap sekolah dipersilakan membuat soal sendiri. Ujian ini pun diadakan di sela-sela waktu belajar biasa. Jadi tidak ada semacam minggu UAS begitu. Kalau orangtua tidak perhatian pada jadwal, bisa bablas mengingatkan anak soal ujian ini. Hasil ujian adalah lembaran berupa grafik yang menunjukkan anak kita ada di mana di antara teman-teman sekelas dan seangkatan di sekolah itu. Tujuan Ujian Pemetaan ini memang sebetulnya bukan untuk mencari tahu sepintar apa si anak, tapi sebaik apa kualitas sekolah dalam mentransfer ilmu.
Di Indonesia masih menerapkan sistem peringkat, hal ini memiliki tujuan agar pihak sekolah dan orang tua dapat mengetahui prestasi akademik dari siswa tersebut, sehingga sistem peringkat bisa dijadika bahan evaluasi bagi yang memiliki peringkat yang kurang baik. Penilaian menggunakan rapor.
Norwegia tidak mengenal les pelajaran atau bimbel. Tapi tiap sekolah menawarkan sesi khusus untuk mendampingi siswa mengerjakan PR, yang diadakan di sekolah setelah jam sekolah. Pendampingnya adalah para asisten guru. Sesi ini gratis, dan ditawarkan untuk yang mau saja. Meski secara umum gratis, ada juga yang perlu bayar untuk urusan sekolah. Ada yang namanya SFO (Skole Fritidsordning), semacam penitipan anak sebelum atau setelah jam sekolah hingga pukul 16:30. Penawaran ini hanya untuk siswa kelas 1-4 saja. Satu lagi yang berbayar di sekolah: susu kotak (5 hari seminggu). Tapi ini tidak wajib. Dibayar setahun sekali, dan sangat murah.
Di Indonesia banyak menawarkan program-program bimbel berbayar untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman, peserta didik diberikan PR untuk dikerjakan dirumah dengan tujuan peserta didik dapat menggunakan PR sebagai bahan belajar, hal ini dilakukan agar peserta didik tetap belajar meskipun tidak di sekolah. Selain itu orang tua dapat mengajari anaknya apabila peserta didik kesulitan dalam mengerjakan PR nya.
Hampir tiap bulan selalu ada jadwal libur ekstra, yang disebut Planleggingsdag (Planning Day). Biasanya untuk rapat guru atau berbagai training untuk pihak sekolah.
Di Indonesia tidak ada libur ekstra tiap bulan, sekolah dilakukan penuh setiap bulan, libur hanya pada hari minggu dan tanggal merah nasional saja.
Sekolah Norwegia tidak menganut sistem seragam sekolah. Tidak ada kantin. Tidak ada penjual makanan. Anak-anak harus membawa makanan sendiri dari rumah.
Sekolah di Indonesia menganut seragam sekolah, terdapat kantin atau penjual makanan.
Jam sekolah secara umum adalah mulai jam 08:25
Jam sekolah secara umum adalah mulai jam 07.00
Jarak rumah dan sekolah bisa dibilang sangat dekat. Tujuannya adalah agar anak tidak lelah di jalan. Sekolah juga selalu menggalakkan murid untuk jalan kaki atau naik sepeda ke sekolah.
Untuk urusan naik sepeda motor, secara resmi diperbolehkan ketika anak masuk kelas 5. Jadi menjelang kenaikan kelas 5, diadakan tes mengemudi sepeda motor. Sesi ini dihadiri oleh guru dan pihak kepolisian. Ujiannya mencakup keselamatan bersepeda, kelengkapan sepeda, sampai berbagai ujian rintangan seperti halnya ujian mengemudi mobil. Di akhir sesi setiap anak akan diberi sertifikat (semacam SIM mobil).
Jarak rumah dan sekolah sebagian besar jauh, di Indonesia banyak siswa yang memakai sepeda motor tanpa ada kelengkapan helm maupun SIM, dan di sekolah Indonesia tidak ada tes mengemudi sepeda motor.
Sekolah di Norwegia sangat serius menanggapi masalah perisakan (bullying). Tiap tahun ajaran baru selalu ada kampanye antiperisakan secara nasional, melalui lagu, pelajaran sekolah, brosur, sampai seminar untuk para orangtua.
Sekolah di Indonesia lemah dalam menanggapi bullying
Sekolah di Norwegia adalah sekolah inklusi. Anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus (ABK) ditempatkan di kelas yang sama. Jadi sudah biasa kami melihat anak tuna netra, tuna rungu, Down Syndrome, atau lumpuh hingga harus berkursi roda belajar dan bermain bersama tanpa dibedakan. Hanya ada pendamping khusus yang mengikuti ABK ini, demi keselamatan mereka. Pendamping ini disediakan gratis oleh Pemda
Sekolah di Indonesia anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus (ABK) ditempatkan di kelas yang berbeda. Pada umumnya anak-anak ABK ada sekolahnya sendiri karena tingkat pemahaman dan cara belajar pada anak normal dan anak ABK berbeda.
Karena fokusnya adalah pada kualitas sekolah dan kebahagiaan anak didik, maka semua siswa naik kelas. Semua lulus. Tidak ada yang tertinggal dari teman-teman sebayanya
Di Indonesia bagi anak yang tidak memenuhi kriteria nilai tertentu tidak dinaikkan kelas maupun diluluskan.

Persamaan Pendidikan Norwegia dan Indonesia
Norwegia
Indonesia
Fokus utama pada tahun-tahun pertama pendidikan SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Jadi di kelas 1-2 pelajarannya hanya bahasa Norwegia, Matematika, olah raga, dan prakarya. Di tahun-tahun selanjutnya fokus tetap pada kemampuan membaca dan berhitung, dengan tambahan pelajaran lain seperti bahasa Inggris, ilmu alam, agama, geografi, sejarah, seni, memasak, sampai bertukang.
Fokus utama pada tahun-tahun pertama pendidikan SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Jadi di kelas 1-2 pelajarannya hanya bahasa Indonesia, Matematika, olah raga, dan prakarya. Di tahun-tahun selanjutnya fokus tetap pada kemampuan membaca dan berhitung, dengan tambahan pelajaran lain seperti bahasa Inggris, ilmu alam, agama, geografi, sejarah, seni, memasak, sampai bertukang.
Selain sekolah umum, di Norwegia juga ada homeschooling. Menurut UU Pendidikan, adalah tugas dan tanggung jawab orangtua untuk mendidik anak. Tanggung jawab itu bisa berupa mengirimkan anak ke sekolah, atau mereka didik sendiri di rumah. Metode homeschooling di Norwegia diserahkan sepenuhnya kepada kemampuan orangtua. Tapi ada organisasi nirlaba yang mewadahi komunitas homeschoolers ini.
Di Indonesia ada homeschooling,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
no 129/2014 tentang Homeschooling (SekolahRumah) Keberadaan peraturan menteri tentang sekolahrumah merupakan wujud keterlibatan negara dalam penyelenggaraan sekolahrumah

DAFTAR PUSTAKA

asril. (19 6, 2016). Pendidikan di Norwegia. http://wartasejarah.blogspot.co.id/2016/06/sistem-pendidikan-norwegia.html.
deddy. (n.d.). Sistem Pendidikan di Indonesia. https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160628130034-317-141508/mengenal-sistem-pendidikan-yang-ada-di-indonesia/.
megarani, i. (2 10, 2017). Pendidikan Sekolah dasar di Norwegia. http://emakpintar.asia/news/content/3576/2017/other/serba-serbi-pendidikan-sekolah-dasar-di-norwegia-i.