Sistem
Pendidikan di Norwegia
Kebijakan
pendidikan Norwegia berakar pada prinsip kesamaan hak terhadap pendidikan bagi
semua anggota masyarakat, tanpa memperhitungkan latar belakang sosial dan
budaya atau tempat tinggal. Peranan sekolah adalah menyampaikan pengetahuan dan
budaya, serta memajukan mobilitas sosial dan memberikan dasar penciptaan
kesejahteraan bagi semua pihak.
Kegiatan
mengajar di sekolah Norwegia diadaptasikan dengan kemampuan dan keahlian
masing-masing siswa. Pendidikan khusus tersedia bagi penyandang catat tubuh
atau mereka yang membutuhkan perhatian khusus, yang jika tidak dipenuhi maka
tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan mengajar sekolah umum. Sebagai akibat
dari meningkatnya imigrasi, maka jumlah siswa yang memiliki bahasa minoritas
juga bertambah. Kebijakan pendidikan Norwegia mengatur perhatian bagi kebutuhan
khusus akan siswa dengan latar belakang bahasa minoritas, sehingga mereka dapat
menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas dengan baik dan melanjutkan ke
perguruan tinggi serta kemudian bekerja.
Storting
(majelis nasional Norwegia) dan Pemerintah bertanggung jawab menentukan tujuan
dan menetapkan kerangka kerja anggaran untuk sektor pendidikan. Menteri
Pendidikan dan Penelitian merupakan agen administratif yang bertanggung jawab
terhadap hal-hal pendidikan, dan menerapkan kebijakan pendidikan nasional.
Norwegia memiliki sistem sekolah yang seragam dan berdasarkan pada standar
umum. Kurikulum nasional telah diperkenalkan untuk memastikan bahwa standar
pendidikan pemerintah dipenuhi.
Pendidikan wajib di Norwegia adalah 10 tahun, terdiri dari primary, lower secondary, dan upper secondary. Pendidikan dasar dan Menengah
semenjak berusia 6 tahun. Materi yang diajarkan umumnya meliputi pengetahuan
umum, budaya dan etika. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan menengah atas
yang ditempuh selama 3 tahun dengan materi berimbang antara pengetahuan
teoretis dan praktis. Pejabat pendidikan di tingkat daerah bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa sekolah yang layak dapat diakses oleh anak, kaum muda,
dan dewasa di semua kotamadya dan daerah. Kotamadya bertanggunga jawab
menjalankan primary dan lower
secondary, sementara upper
secondary dikelola oleh
tingkat daerah.
Pendidikan umum di Norwegia tidak
dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkatupper secondary. Biaya
pendidikan tinggi di semua institusi Negara umumnya tidak mahal. Bantuan
Pinjaman Pendidikan Negara didirikan pada tahun 1947, dan memberikan pinjaman
pada siswa dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang mengikuti program
pendidikan tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia yang ingin
melanjutkan sebagian kegiatan belajarnya di luar negeri.
Sekolah
swasta memberikan sistem tambahan dari sistem sekolah umum. Direktorat
Pendidikan mengawasi sekolah menengah dan lanjutan sesuai kriteria yang telah
ditetapkan. Program akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak
mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Sistem pendidikan di
Norwegia terdiri dari:
a. Pendidikan dasar dan menengah
pertama (wajib belajar), 6 tahun sampai 16 tahun, total 10 tahun
b. Pendidikan menengah atas
(pendidikan umum dan pelatihan kejuruan), 16 tahun 19 tahun, total 3 tahun
c.
Pendidikan tinggi (universitas dan perguruan tinggi)
Berikut ini gambaran dari sistem
pendidikan di Norwegia, langsung dari pendidikan dasar dan menengah ke
pendidikan tinggi.
a.
Pendidikan primer dan sekunder (primary dan lower
secondary)
Pendidikan dasar dan menengah wajib di Norwegia membutuhkan waktu sepuluh tahun
untuk selesai, dan dibagi menjadi sekolah dasar (kelas 1-7, usia 6-13) dan
sekolah menengah pertama (kelas 8-10, usia 13-16). Siswa yang menyelesaikan pendidikan
dasar dan menengah pertama berhak mendapat pendidikan tiga tahun dan pelatihan
di tingkat menengah atas.
b.
Pendidikan menengah atas (upper secondary)
Dalam pendidikan menengah atas warga memiliki pilihan antara mengejar
pendidikan kejuruan dan pelatihan (yrkesfaglig opplæring) dan program untuk
studi umum (studieforberedende opplæring).
a) Pendidikan kejuruan dan pelatihan
mengarah ke kejuruan perdagangan atau profesi dan menganugerahkan kualifikasi
kejuruan (yrkeskompetanse).
b) Program untuk studi umum
memberikan kesempatan siswa untuk masuk kualifikasi pendidikan tinggi dan
dengan demikian kesempatan untuk melanjutkan belajar di sebuah perguruan tinggi
universitas atau universitas.
Seseorang dapat masuk
kualifikasi pendidikan tinggi setelah setidaknya 13 tahun pendidikan sekolah
dasar, menengah dan atas di Norwegia.
c.
Folk high school
Folk high school sangat terkenal di Norwegia, terutama sebagai tahun transisi
bagi mereka yang ingin libur antara masa pendidikan sekolah menengah pertama
dan menengah atas, atau bagi mereka yang ingin beristirahat sejenak untuk
mempertimbangkan pendidikan selanjutnya dan kesempatan kerja.
Sekitar 6.000 siswa mengenyam pendidikan di folk high school tiap tahunnya,
rata-rata berusia antara 18 dan 25 tahun, dan telah menyelesaikan pendidikan
menengah atas. Beberapa folk high school juga menawarkan kursus singkat bagi
para senior dan empat diantaranya menawarkan program bagi penyandang cacat.
Sekitar 10 persen siswa yang mengikuti pendidikan folk high school merupakan
siswa internasional.
Folk high school menyediakan rumah tinggal yang merupakan bagian penting dari
keseluruhan program pendidikan. Program pengajaran melihat siswa dari
perspektif holistik, dan dirancang untuk mendorong mereka mengembangkan diri,
kehidupan sosial dan akademis mereka. Semua sekolah berukuran kecil, dengan
jumlah siswa yang mendaftar antara 60 sampai 100 siswa.
Folk high school tidak memberikan gelar atau menyelenggarakan ujian resmi.
Siswa yang menyelesaikan pendidikan folk high school menerima diploma, tapi
sekolah tidak memberikan kualifikasi formal seperti sistem pendidikan umum.
Mata pelajaran yang ditawarkan termasuk musik, drama, kehidupan luar, media
masa, pendidikan komputer, kerajinan, solidaritas internasional, olah raga dan
masih banyak lagi, dan semua siswa diharuskan untuk menghadiri kelas tambahan.
Lebih lanjut, setiap sekolah memiliki sejumlah kelas yang wajib dihadiri.
Rata-rata folk high school dimiliki dan dijalankan oleh organisasi swasta dan
yayasan, namun 10 diantaranya dimiliki oleh otoritas daerah dan kotapraja.
Siswa tidak membayar biaya sekolah, namun diharuskan untuk membiayai kehidupan
mereka sendiri dan membayar untuk kegiatan darmawisata, kegiatan siswa dan
materi studi. Pinjaman siswa dan beasiswa diberikan melalui Dana Pinjaman
Pendidikan Negara Norwegia.
d. Pendidikan kejuruan
Sekolah pendidikan kejuruan dan pelatihan (fagskoleutdanning) adalah kursus
singkat di tingkat tersier yang menyediakan alternatif kejuruan untuk
pendidikan tinggi. Semacam ini tentu saja dapat memberikan kualifikasi untuk
bekerja di pekerjaan yang berbeda, dari administrasi untuk pengobatan
alternatif, mata pelajaran teknis dan administrasi kesehatan, dan sebagainya.
e. Universitas dan perguruan tinggi
Sektor pendidikan tinggi terdiri
dari program pendidikan di universitas dan akademi. Ada total tujuh universitas,
sembilan lembaga universitas khusus dan 36 perguruan tinggi universitas yang terakreditasi
di Norwegia.
Lembaga yang menawarkan
pendidikan tinggi dapat dibagi menjadi dua sektor:
a)
Sektor universitas meliputi enam universitas
b)
Sektor universitas perguruan tinggi mencakup 26 regional tersebar
perguruan tinggi negeri - salah satunya adalah Vestfold University College.
Universitas dan perguruan tinggi sebagian besar adalah milik negara dan
dijalankan oleh negara. Biaya mengikuti program ini
umumnya tergantung pada penyelesaian tiga tahun pendidikan upper secondary. Sebagai peraturan, biaya
pendidikan dibebaskan untuk program pendidikan profesional tertentu, program
pendidikan khusus dan di beberapa institusi swasta.
Disamping kegiatan belajar mengajar, semua institusi pendidikan tinggi, dan
terutama universitas memiliki tanggung jawab khusus untuk melakukan penelitian
dan memberikan pelatihan penelitian, terutama untuk tingkat sarjana dan gelar
doktor.
Tiap
institusi memiliki otonomi akademis dan administratif. Seleksi masuk institusi ini
didasarkan atas nilai yang diperoleh dari pendidikan menengah atas. Sistem
pendidikan di tahap ini terdiri dari pengajaran dan riset. Pendidikan ini
umumnya ditempuh selama 4-7 tahun.
1. Gelar sarjana, master, dan doktor
Sejak 2003, Norwegia mengikuti
perjanjian Bologna untuk sistem pendidikan tinggi di Eropa. Pusat reformasi ini
mengikuti sistem 3+2+3 yang terdiri dari 3 tahun pendidikan sarjana (bachelor)
, 2 tahun master dan 3 tahun phd.
Saat ini secara khusus
pemerintah Norwegia mendorong pelajar untuk mengambil pendidikan di bidang
matematika, sains dan teknologi.
Universitas di Norwegia adalah Universitas
Oslo (tertua dan terbesar),
Universitas Bergen, Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Norwegia (NTNU)
di Trondheim, Universitas Tromsø, Universitas Stavanger dan Universitas
Pertanian Norwegia di As.
University college dengan jurusan spesialis adalah: Sekolah Ekonomi dan Bisnis
Administrasi Norwegia di Bergen, Akademi Musik Norwegia, Sekolah Ilmu Olah Raga
Norwegia, Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Norwegia, Sekolah Ilmu Teologi Norwegia
(MF), dan Sekolah Arsitektur dan Disain, yang kesemuanya terletak di Oslo.
Lebih lanjut, ada dua akademi seni yang terletak di Oslo dan Bergen.
University college merupakan pelebaran upaya desentralisasi dengan tujuan untuk
meningkatkan akses ke perguruan tinggi. Sebanyak 25 university college
menawarkan berbagai program kejuruan yang tidak ditawarkan universitas. Lama
belajar umumnya dua hingga empat tahun. Banyak university college juga
menawarkan program sarjana tingkat Master dan phd. Merupakan hal umum bagi
siswa untuk menggabungkan kursus dari universitas dan university college.
Norwegia
merupakan negara dengan kepadatan penduduk terendah di Eropa. Jika dilihat
lebih jauh Norwegia memiliki sistem pendidikan yang sangat nyaman dan
efektif. Pendidikan wajib di Norway adalah 10 tahun, terdiri
dari primary, lower secondary danupper secondary. Pejabat pendidikan
di tingkat daerah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sekolah yang layak
dapat diakses oleh anak, kaum muda dan dewasa di semua kotamadya dan daerah.
Kotamadya bertanggunga jawab menjalankan primary dan lower secondary,
sementara upper secondary dikelola oleh tingkat daerah. Pendidikan
umum di Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkat upper
secondary. Biaya pendidikan tinggi di semua institusi negara umumnya tidak
mahal. Bantuan pinjaman pendidikan negara didirikan pada tahun 1947 dan
memberikan pinjaman pada siswa dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang
mengikuti program pendidikan tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia
yang ingin melanjutkan sebagian kegiatan belajarnya di luar negeri.
Sekolah
swasta memberikan sistem tambahan dari sistem sekolah umum. Direktorat
Pendidikan mengawasi sekolah menengah dan lanjutan sesuai kriteria yang telah
ditetapkan. Program akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak
mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Pada tahun pertama sekolah dasar anak-anak
dikenalkan pada permainan-permainan yang berbentuk pendidikan, sosial dan
belajar berhitung. Sementara tingkat kedua sampai ketujuh (umur 3-13 tahun)
anak-anak sudah dibiasakan dengan matematik, sejarah, bahasa lokal dan inggris
serta olahraga. Tidak ada nilai resmi yang diberikan pada tahap ini melainkan
komentar/saran yang dituliskan dan siswa melakukan tes untuk dibawa pulang
kerumah dan diperlihatkan ke orang tua. Anak-anak juga diberikan tes awal untuk
melihat kemampuan dasar mereka sehingga anak-anak yang dibawah rata-rata
mendapat perhatian khusus dari guru.
Bologna
Sistem
Sistem
pendidikan di Norwegia diatur oleh deklarasi Bologna, dan Norwegia merupakan
salah satu negara terkemuka untuk mengikuti peraturan tersebut. Proses Bologna
dimulai pada tahun 1999 ketika Menteri Pendidikan dari 29 negara Eropa
menandatangani deklarasi Bologna di Bologna, Italia. Tujuan dari proses ini
adalah untuk membuat standar pendidikan untuk gelar akademik dan jaminan
kualitas. Hal ini memungkinkan untuk mudah transfer antar sekolah di
negara-negara Eropa yang berbeda dan meningkatkan kualitas keseluruhan dari
pendidikan tinggi Eropa. Sistem studi juga menggabungkan aspek dari sistem universitas
Amerika, menyederhanakan perbandingan. kredit universitas diukur oleh European
Credit Transfer System (ECTS).
Biaya
Pendidikan di Norwegia
Sebagian besar lembaga pendidikan di Norwegia
yang dikelola negara, dan didanai oleh pemerintah. Oleh karena itu, pendidikan
tinggi di Norwegia, pada umumnya, adalah bebas biaya bagi mahasiswa dari
negara-negara Uni Eropa.
Namun, mahasiswa non-Uni
Eropa akan diminta untuk membayar biaya. Beberapa program pendidikan tertentu
mungkin memerlukan biaya untuk pendaftaran dari siswa Uni Eropa juga. Pendidikan
di Norwegia adalah kesempatan yang luar biasa untuk belajar di negara tidak
hanya universitas berkualitas tinggi dan lembaga-lembaga pembelajaran lainnya,
tetapi juga keindahan alam yang luar biasa. Untuk mempelajari lebih lanjut
tentang belajar di luar negeri di Norwegia, memeriksa informatif kami
Sistem Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia masih sangat terpuruk
jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Banyak sekolah-sekolah
dipelosok desa yang belum memiliki fasilitas yang memadai seperti lab bahasa,
kimia atau fisika sebagai penunjang pembelajaran. Hanya beberapa sekolah di
perkotaan yang memiliki fasilitas memadai itupun sekolah-sekolah unggul yang
sering diprioritaskan karena bertempat di dalam kota dan banyak anak-anak
pejabat yang bersekolah disana.
Sebagai salah satu negara berkembang.
Indonesia seharusnya bisa lebih maju dibidang pendidikan. Jika melihat sistem
pendidikan Norwegia maka sangat mungkin untuk Indonesia menerapkan sistem yang
sama, yaitu pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pendidikan, sehingga
pendidikan dapat di akses oleh anak-anak, pemuda dan dewasa secara layak. Tentu
melakukan hal yang sama tidak semudah membalikkan telapak tangan dan berharap
hasil dalam waktu singkat. Jika pihak daerah dimulai dari gubernur, pemerintah
daerah, dinas pendidikan dapat bekerjasama maka tidak mustahil setiap daerah di
Indonesia akan memiliki akses pendidikan berkelas Norwegia. Hasil alam
Indonesia sangat memungkinkan untuk dialokasikan ke bidang pendidikan lebih
besar. Sekolah-sekolah unggul di Indonesia yang semakin hari semakin menjamur
akan menjadi pemandu bagi sekolah-sekolah yang lain.
Dalam undang - undang Sisdiknas tahun 2003
disebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, jenjang pendidikan di
Indonesia ada 3 yaitu :
1. Pendidikan dasar
2. Pendidikan menengah
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati
generasi.
Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional
tahun 2003. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat. Adapun jenjang pendidikan tersebut antara lain:
a.
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada PAUD ini dapat diselenggarakan melalui
jalur formal, non formal dan/atau inforamal. Pendidikan anak usia dini pada
jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non
formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat.
b.
Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan MAdrasah Ibtidayah (MI) atau bentuk yang sederajat serta Sekolah
MEnengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Akhir kelas enam siswa
harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat untuk mengikuti SMP/MTs.
c.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menegah merupakan lanjutan
pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
d.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Berbeda dengan sekolah menengah, perguruan tinggi menerapkan
sistem kredit semester (SKS). Di perguruan tinggi, seorang mahasiswa jika dapat
menghabiskan jumlah kredit mata kuliah yang ditargetkan dn dapat menempuhnya
dalam waktu tertentu sesuai dengan rencana yang diprogramkan, mahasiswa
tersebut dapat menyelesaikan pendidikan tinggi Strata 1 (S1) dalam waktu 4
tahun. Namun bila tidak sanggup karena banyak mengulang mata kuliah yang rendah
nilainya atau karena cuti, waktu yang ditempuh untuk diwisuda sebagai seorang
sarjana bisa lebih dari 4 tahun. Kalau ia berhasil wisuda dan berniat
melanjutkan studi lanjut, masih ada dua tahap dalam pendidikan tinggi yang
dapat ditempuhnya, yaitu jenjang S2 atau Magister yang normalnya ditempuh
selama 2 tahun, dan jenjang Ssedangkan S3 atau doctor yang efektifnya ditempuh
selama 2 tahun, sedangkan sisanya untuk penelitian. Apabila seluruh tahap
pendidikan tinggi ini ditempuh, diberi gelar doctor untuk bidang yang
dipilihnya.
Menciptakan sumberdaya manusia yang handal
harus dimulai dari pendidikan yang baik. Fasilitas sekolah perlu dilengkapi.
Jangan hanya pemerataan kurikulum dan ujian yang terus menerus ditingkatkan.
Sekolah unggul di tengah kota layak mendapat nilai tinggi dengan fasilitas
lebih mendukung dan tenaga pengajar yang lebih professional dibandingkan
sekolah di pelosok pedesaan yang seakan hilang ditelan alam. Pemerintah daerah
perlu turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi sekolah, jangan sebatas
menerima laporan dari bawahan yang kadang berhenti ditengah lapangan karena
lumpur yang menghadang sehingga gambaran keadaan sekolah hanya berakhir pada
asumsi.
Kesetaraan pendidikan sangatlah perlu untuk
diterapkan, ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan hak yang sama bagi semua
orang untuk mengenyam pendidikan tetapi juga memberikan akses kepada mereka
yang mempunyai bakat dan minat sehingga dapat tersalurkan dengan
benar.Negara-negara maju memberikan akses biaya pendidikan gratis bagi mereka
yang dianggap mampu sehingga kelak mereka akan bekerja di pemerintahan. Berbanding
terbalik dengan keadaan kita sekarang yang menempatkan orang beruang diatas
segalanya sehingga kualitas kerja hanya sebagai simbol semata..
Biaya
Pendidikan di Indonesia
Hingga saat ini Indonesia hanya berani
menyumbangkan sekitar 20% untuk dana APBN. Jumlah yang sangat sedikit jika
harus dibagikan untuk semua sekolah dari berbagai tingkat yang ada di
Indonesia. Sarana seperti buku jarang sekali di subsidi oleh pemerintah, selain
itu biaya sekolah seperti SPP dan uang gedung kerap sekali memberatkan, terutama
pada jenjang perguruan tinggi biayanya jauh lebih mahal, sehingga hanya
sebagian kecil yang beruntung mengenyam kursi perguruan tinggi. Oleh karena
itu, hendanya ada upaya untuk meningkatkan subsisdi untuk pendidikan karena
pendidikan merupakan tonggak dari masa depan bangsa
Perbedaan
Pendidikan Norwegia dan Indonesia
|
||
Norwegia
|
Indonesia
|
|
Semua pendidikan dasar di Norwegia pada
dasarnya gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun. Tidak ada biaya SPP,
bangunan, LKS, outbound, dan sebagainya.
|
Di Indonesia pendidikan di sekolah dasar
dipungut biaya SPP, bangunan, LKS, outbound, dan sebagainya.
|
|
Usia masuk SD di Norwegia adalah 6 tahun
(berlaku untuk anak yang lahir di bulan Januari - Desember di tahun ajaran
baru). Jenjang SD adalah sampai kelas 7. Jadi anak lulus SD pada umur 13
tahun
|
Usia masuk SD di Indonesia 7 tahun, jenjang
SD adalah sampai kelas 6. Jadi anak lulus SD umur 12 tahun
|
|
Di Norwegia 98% sekolah publik milik
pemerintah (sisanya swasta lokal atau sekolah internasional). Ketika anak
akan memasuki usia SD, pemerintah daerah otomatis mendaftarkan calon murid ke
sekolah terdekat dengan tempat tinggalnya. Jadi bukan orangtua yang pusing
berburu sekolah bagus, karena semua sekolah bagus dan standarnya sama
|
Di Indonesia jumlah sekolah milik
pemerintah maupun swasta dan atau yayasan memiliki jumlah sama banyak, ketika
anak akan memasuki usia SD, orangtua yang pusing berburu sekolah bagus,
karena sekolah di Indonesia sebagian besar masih menggolongkan sekolah
favorit maupun tidak.
|
|
Tidak ada tes masuk SD. Semua anak dianggap
sama kemampuan awalnya. Sama-sama Tidak bisa membaca dan berhitung (meski
kenyataanya terdapat anak-anak yang sudah bisa membaca dan berhitung sejak
TK. Tapi biasanya ini diajarkan di rumah. TK di Norwegia sama sekali tidak
mengajarkan calistung). Tugas gurulah mengenalkan anak pada huruf, angka,
bahkan bagaimana cara memegang pensil yang betul
|
Di Indonesia sebagian besar saat anak masuk
SD tidak diterapkan adanya tes , namun ada beberapa sekolah yang menerapkan
tes masuk SD dengan kemampuan atau nilai tertentu, sekolah yang menerapkan
tes ini biasanya sekolah favorit atau sekolah yang berstandar internasional.
|
|
Meski ada ulangan atau ujian, SD di
Norwegia tidak mengenal sistem nilai dan peringkat. Kemampuan siswa dinilai
dari prosentase (poin) dari keseluruhan soal. Tidak ada juara kelas. Tidak
ada buku rapor. Setahun sekali (menjelang libur musim panas), diadakan ujian
serentak nasional. Namanya Ujian Pemetaan (Kartleggingsprøver). Uniknya tidak
ada jadwal yang seragam, hanya ada rentang waktu pelaksanaan ujian (misal:
antara minggu ke-17 sampai 19). Tiap sekolah dipersilakan membuat soal
sendiri. Ujian ini pun diadakan di sela-sela waktu belajar biasa. Jadi tidak
ada semacam minggu UAS begitu. Kalau orangtua tidak perhatian pada jadwal,
bisa bablas mengingatkan anak soal ujian ini. Hasil ujian adalah lembaran
berupa grafik yang menunjukkan anak kita ada di mana di antara teman-teman
sekelas dan seangkatan di sekolah itu. Tujuan Ujian Pemetaan ini memang
sebetulnya bukan untuk mencari tahu sepintar apa si anak, tapi sebaik apa
kualitas sekolah dalam mentransfer ilmu.
|
Di Indonesia masih menerapkan sistem
peringkat, hal ini memiliki tujuan agar pihak sekolah dan orang tua dapat
mengetahui prestasi akademik dari siswa tersebut, sehingga sistem peringkat
bisa dijadika bahan evaluasi bagi yang memiliki peringkat yang kurang baik.
Penilaian menggunakan rapor.
|
|
Norwegia tidak mengenal les pelajaran atau
bimbel. Tapi tiap sekolah menawarkan sesi khusus untuk mendampingi siswa
mengerjakan PR, yang diadakan di sekolah setelah jam sekolah. Pendampingnya
adalah para asisten guru. Sesi ini gratis, dan ditawarkan untuk yang mau
saja. Meski secara umum gratis, ada juga yang perlu bayar untuk urusan
sekolah. Ada yang namanya SFO (Skole Fritidsordning), semacam penitipan anak
sebelum atau setelah jam sekolah hingga pukul 16:30. Penawaran ini hanya
untuk siswa kelas 1-4 saja. Satu lagi yang berbayar di sekolah: susu kotak (5
hari seminggu). Tapi ini tidak wajib. Dibayar setahun sekali, dan sangat murah.
|
Di Indonesia banyak menawarkan
program-program bimbel berbayar untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman,
peserta didik diberikan PR untuk dikerjakan dirumah dengan tujuan peserta
didik dapat menggunakan PR sebagai bahan belajar, hal ini dilakukan agar
peserta didik tetap belajar meskipun tidak di sekolah. Selain itu orang tua
dapat mengajari anaknya apabila peserta didik kesulitan dalam mengerjakan PR
nya.
|
|
Hampir tiap bulan selalu ada jadwal libur
ekstra, yang disebut Planleggingsdag (Planning Day). Biasanya untuk rapat
guru atau berbagai training untuk pihak sekolah.
|
Di Indonesia tidak ada libur ekstra tiap
bulan, sekolah dilakukan penuh setiap bulan, libur hanya pada hari minggu dan
tanggal merah nasional saja.
|
|
Sekolah Norwegia tidak menganut sistem
seragam sekolah. Tidak ada kantin. Tidak ada penjual makanan. Anak-anak harus
membawa makanan sendiri dari rumah.
|
Sekolah di Indonesia menganut seragam
sekolah, terdapat kantin atau penjual makanan.
|
|
Jam sekolah secara umum adalah mulai jam
08:25
|
Jam sekolah secara umum adalah mulai jam
07.00
|
|
Jarak rumah dan sekolah bisa dibilang
sangat dekat. Tujuannya adalah agar anak tidak lelah di jalan. Sekolah juga
selalu menggalakkan murid untuk jalan kaki atau naik sepeda ke sekolah.
Untuk urusan naik sepeda motor, secara resmi diperbolehkan ketika anak masuk kelas 5. Jadi menjelang kenaikan kelas 5, diadakan tes mengemudi sepeda motor. Sesi ini dihadiri oleh guru dan pihak kepolisian. Ujiannya mencakup keselamatan bersepeda, kelengkapan sepeda, sampai berbagai ujian rintangan seperti halnya ujian mengemudi mobil. Di akhir sesi setiap anak akan diberi sertifikat (semacam SIM mobil). |
Jarak rumah dan sekolah sebagian besar
jauh, di Indonesia banyak siswa yang memakai sepeda motor tanpa ada
kelengkapan helm maupun SIM, dan di sekolah Indonesia tidak ada tes mengemudi
sepeda motor.
|
|
Sekolah di Norwegia sangat serius
menanggapi masalah perisakan (bullying). Tiap tahun ajaran baru selalu ada
kampanye antiperisakan secara nasional, melalui lagu, pelajaran sekolah,
brosur, sampai seminar untuk para orangtua.
|
Sekolah di Indonesia lemah dalam menanggapi
bullying
|
|
Sekolah di Norwegia adalah
sekolah inklusi. Anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus (ABK)
ditempatkan di kelas yang sama. Jadi sudah biasa kami melihat anak tuna
netra, tuna rungu, Down Syndrome, atau lumpuh hingga harus berkursi roda
belajar dan bermain bersama tanpa dibedakan. Hanya ada pendamping khusus yang
mengikuti ABK ini, demi keselamatan mereka. Pendamping ini disediakan gratis
oleh Pemda
|
Sekolah di Indonesia
anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus (ABK) ditempatkan di kelas yang
berbeda. Pada umumnya anak-anak ABK ada sekolahnya sendiri karena tingkat
pemahaman dan cara belajar pada anak normal dan anak ABK berbeda.
|
|
Karena fokusnya adalah
pada kualitas sekolah dan kebahagiaan anak didik, maka semua siswa naik
kelas. Semua lulus. Tidak ada yang tertinggal dari teman-teman sebayanya
|
Di Indonesia bagi anak yang tidak memenuhi
kriteria nilai tertentu tidak dinaikkan kelas maupun diluluskan.
|
|
Persamaan Pendidikan
Norwegia dan Indonesia
|
|
Norwegia
|
Indonesia
|
Fokus utama pada tahun-tahun pertama
pendidikan SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Jadi di kelas
1-2 pelajarannya hanya bahasa Norwegia, Matematika, olah raga, dan prakarya.
Di tahun-tahun selanjutnya fokus tetap pada kemampuan membaca dan berhitung,
dengan tambahan pelajaran lain seperti bahasa Inggris, ilmu alam, agama,
geografi, sejarah, seni, memasak, sampai bertukang.
|
Fokus utama pada tahun-tahun pertama
pendidikan SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Jadi di kelas
1-2 pelajarannya hanya bahasa Indonesia, Matematika, olah raga, dan prakarya.
Di tahun-tahun selanjutnya fokus tetap pada kemampuan membaca dan berhitung,
dengan tambahan pelajaran lain seperti bahasa Inggris, ilmu alam, agama,
geografi, sejarah, seni, memasak, sampai bertukang.
|
Selain sekolah umum, di
Norwegia juga ada homeschooling. Menurut UU Pendidikan, adalah tugas dan
tanggung jawab orangtua untuk mendidik anak. Tanggung jawab itu bisa berupa
mengirimkan anak ke sekolah, atau mereka didik sendiri di rumah. Metode
homeschooling di Norwegia diserahkan sepenuhnya kepada kemampuan orangtua.
Tapi ada organisasi nirlaba yang mewadahi komunitas homeschoolers ini.
|
Di Indonesia ada homeschooling,
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M. Nuh mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
no 129/2014 tentang Homeschooling
(SekolahRumah) Keberadaan peraturan menteri
tentang sekolahrumah merupakan wujud keterlibatan negara dalam
penyelenggaraan sekolahrumah
|
DAFTAR PUSTAKA
asril. (19 6,
2016). Pendidikan di Norwegia. http://wartasejarah.blogspot.co.id/2016/06/sistem-pendidikan-norwegia.html.
deddy. (n.d.).
Sistem Pendidikan di Indonesia. https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160628130034-317-141508/mengenal-sistem-pendidikan-yang-ada-di-indonesia/.
megarani, i. (2
10, 2017). Pendidikan Sekolah dasar di Norwegia. http://emakpintar.asia/news/content/3576/2017/other/serba-serbi-pendidikan-sekolah-dasar-di-norwegia-i.